Secara umum, sensor didefinisikan sebagai suatu divais yang
dapat merespon sinyal atau stimulus. Berdasarkan IEEE 1451, sensor adalah
divais yang dapat menghasilkan listrik, optik, atau data digital yang diperoleh
dari kondisi fisik atau suatu kejadian. Sementara bio/chemical sensor merupakan
sensor yang memanfaatkan material kimia/biologi sebagai sensing element. Merujuk dari definisi awal, maka bio/chemical sensor
terdiri dari dua elemen yaitu sensing
element dan transducer. Sensing
element tersusun dari material kimia/biologi yang berinteraksi langsung
pada measurand sementara transducer berfungsi untuk mengonversi measurand
kedalam bentuk sinyal yang dapat diukur (Daniele Altschuh, 2008). Definisi ini
secara lebih jelas dapat digambarkan sebagai berikut
Definisi Bio/Chemical Sensor
Analyte merupakan substansi biologi, kimia, ataupun molekul
lain yang dideteksi keberadaannya oleh reseptor. Sementara reseptor pada
chemical/bio sensor berupa material kimia/biologi yang dimodifikasi sehingga
memiliki kemampuan untuk mendeteksi analyte. Dari Gambar di atas, dapat terlihat
bahwa reseptor bersifat selektif, yakni reseptor hanya mampu mendeteksi
substansi atau molekul tertentu yang sesuai dengan kemampuan deteksi reseptor
itu sendiri. Terdeteksinya substansi atau molekul tertentu ditunjukkan dari
adanya perubahan fisika atau kimia yang terjadi.
Nanopartikel
merupakan partikel yang sangat halus berukuran orde nanometer atau memiliki
ukuran dalam interval 1 – 100 nm (M. Hosokawa, et.al., 2007 dan R. Nagarajan,
2008). Nanopartikel tersebut dapat berupa logam. oksida logam, semikonduktor,
polimer, material karbon, senyawa organic, dan biologi seperti DNA, protein
atau enzim (R. Nagarajan & T. Alan Horton, 2008). Pemanfaatan teknologi
nanopartikel telah merambah diberbagai bidang, dintaranya di bidang industri,
pertanian, elektronik, dan lain-lain.
Nanopartikel
perak merupakan salah satu jenis nanopartikel yang aplikasinya telah banyak
digunakan di berbagai bidang. Nanopartikel perak memiliki sifat optik dan
sensing yang unik (S.T. Dubas dan V. Pimpan, 2008). Larutan nanopartikel perak
berwarna kuning cemerlang. Warna larutan ini berbeda dengan warna larutan perak
nitrat dalam ukuran makro yang tidak berwarna. Gambar 2.11 merupakan larutan
nanopartikel perak yang merupakan hasil dari reduksi perak nitrat oleh natrium
borohidrat. Larutan nanopartikel perak dengan agen pereduksi natrium borohidrat
menunjukkan absorbansi Plasmon sekitar 400 nm (S.T. Dubas dan V. Pimpan, 2008).
Larutan naopartikel perak hasil reduksi perak nitrat oleh natrium
borohidrat (Solomon, et.al., 2007)
Warna larutan nanopartikel perak merupakan manifestasi dari localized surface plason resonance
(LSPR). LSPR merupakan fenomena resonansi antara gelombang cahaya dan
elektron-elektron yang berosilasi pada permukaan nanopartikel logam. Fenomena
resonansi ini dapat terjadi jika frekuensi cahaya datang sama dengan frekuensi
osilasi elektron-elektron pada permukaan nanopartikel logam. Fenomena ini tidak
dapat teramati dengan hanya menyinari nanopartikel logam dengan cahaya, akan
tetapi diperlukan suatu cara agar kondisi ini dapat teramati. Salah satu cara
yang dilakukan dengan menggunakan prisma (Wikipedia, 2012).
SPR merupakan basis dari alat pengukuran adsorbsi permukaan
logam datar ataupun permukaan nanopartikel logam. Secara teknis, yang diukur dari proses ini
adalah pengukuran sudut pantul minimum, absorbsi maksimum. Molekul logam akan
menyerap energi foton yang berasal dari sumber cahaya. Hal ini menyebabkan
terjadinya perubahan kondisi resonansi pada gelombang permukaan Plasmon. Pada
nanopartikel, LSPR menyebabkan terjadinya peningkatan intensitas warna pada
nanopartikel. Pita absorbsi dari nanopartikel akan semakin jelas terlihat jika
disinari dengan sumber ultraviolet-visible. Posisi, bentuk, dan intensitas LSPR
merupakan fungsi beberapa faktor seperti bentuk, ukuran, komposisi partikel,
spesies yang teradsorbsi, serta konstanta dielektrik medium (A. Moores dan F.
Goettmann, 2006). Faktor-faktor tersebut telah digunakan untuk mendeteksi
berbagai macam analit seperti ion-ion logam berat (Yao, et.al., 2010 dan
Haibing Li, 2010) melamin (C. Han dan Haibing Li, 2010), asam amino, DNA, dan
pestisida (Sahoiqin Liu, et.al, 2008, Vamvaki Vicky, et.al, 2007, S.T. Dubas
& Pimpan, 2008, Z. Chui, Cuiping Han, & Haibing Li, 2011).
Karena sifatnya yang dapat digunakan sebagai pendeteksi,
maka dapat dikatakan nanopartikel perak dapat digunakan sebagai basis dari
pembuatan elemen sensor. Nanopartikel perak yang dimodifikasi dapat digunakan
untuk mendeteksi keberadaan pestisida pada konsentrasi tertentu (Sahoiqin Liu,
et.al, 2008, Vamvaki Vicky, et.al, 2007, S.T. Dubas & Pimpan, 2008, Z.
Chui, Cuiping Han, & Haibing Li, 2011). Penggunaan nanopartikel logam
mulia, seperti perak dan emas secara luas sudah dimanfaatkan. Hal ini
dikarenakan nanopartikel logam mulia memiliki koefisien punah (extinction
coefficient) yang sangat tinggi dan sifat optis yang bergantung pada ukuran dan
bentuk partikel, konstanta dielektrik medium, komposisi, dan jarak
antarpartikel (A. Moores & F. Goettmann, 2006, Yao, et.al., 2010). Secara
umum, metode kolorimetri dengan menggunakan nanopartikel logam mulia berdasarkan
pada agregasi nanopartikel. Agregasi ini terjadi karena adanya reaksi antara
ligan pada permukaan nanopartikel dengan molekul analit (Bakir, 2011).
Perubahan warna larutan terjadi ketika jarak rata-rata antar partikel berkurang
(T.M. Tolaymat, et.al., 2010).
Secara visual, perubahan warna yang terjadi pada larutan
nanopartikel perak dapat mendeteksi ada atau tidaknya pestisida dalam suatu
larutan. Sementara secara optik, terdeteksinya keberadaan pestisida dalam
larutan ditunjukkan dengan adanya perubahan absorbansi atau pergeseran panjang
gelombang. Perubahan atau pergeseran panjang gelombang (output) dengan variasi
konsentrasi pestisida (input) yang memiliki pola tertentu dan dapat
direpresentasikan dalam persamaan matematik, dapat dikatakan bahwa elemen
tersebut memiliki fungsi transfer tertentu dalam mendeteksi pestisida sehingga
dapat digunakan sebagai sensor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar