Apa yang dimaksud Sensor ?
Sensor pada dasarnya diambil dari kata sense yang artinya merasakan. Sensor yang akan kita bahas kali ini adalah sensor yang berperan dalam pembuatan suatu sistem alat-alat atau divais elektronik. Dalam pengertian ini, sensor berarti divais yang dapat merubah suatu measurand (besaran yang diukur) ke dalam bentuk sinyal listrik. Dengan adanya perubahan ini kemudian, sinyal listrik dapat dikendalikan sampai melakukan aksi yang diinginkan. Sensor sederhana yang sering kita dengar dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya adalah solar cell atau dalam bahasa sensor disebut photovoltaic. Sensor ini merubah sinar matahari yang ditangkap menjadi sinyal listrik sehingga dalam aplikasinya dapat digunakan sebagai penerangan maupun pemanas air.
Proses konversi measurand
ke dalam bentuk sinyal listrik (sinyal yang dapat diukur) melewati sejumlah
proses yang menentukan output dari suatu sensor. Untuk mengetahui suatu sensor
dapat bekerja dengan baik yaitu dengan mengetahui hubungan antara input dan
ouputnya. Dari hubungan input dan output tersebut dapat diketahui pula
karakteristik dari sensor tersebut.
Fungsi Transfer
Fungsi transfer didefinisikan sebagai suatu persamaan
matematik yang merepresentasikan hubungan antara input dan output dari sebuah
sensor. Dalam kondisi ideal, fungsi transfer bersifat stabil baik secara nilai,
grafik, maupun persamaannya (Jacob Fraden, 2004) Fungsi transfer pada sebuah
sensor bergantung dari inputnya atau dapat dirumuskan y = f (x), dengan y
adalah output dan x adalah inputnya.
Pada banyak kasus, fngsi transfer yang dihasilkan adalah linier :
y
= a + bx
dimana
a adalah intercept (output ketika input sama dengan 0) dan b adalah
sensitivitas sensor (Jacob Fraden, 2004). Fungsi transfer dari sebuah sensor tidak selalu linier, akan
tetapi dapat berupa fungsi nonlinier seperti fungsi logaritma, eksponensial,
ataupun fungsi polynomial.
Sensitivitas
Sensitivitas merupakan bagian dari hubungan antara sinyal
input dengan sinyal output. Untuk mengetahui besarnya sensitivitas sebuah
sensor dapat dilakukan penurunan terhadap fungsi transfer sensor (John Wilson,
2005).
Span (Full-Scale
Input)
Span adalah range measurand yang dapat dikonversi oleh
sensor atau sering juga disebut input
full scale. Span merepresentasikan nilai input yang dapat dikonversi sensor
tanpa menyebabkan ketidakakuratan (Jacob Fraden, 2004).
Akurasi
Akurasi pada kenyataannya dapat diketahui dari
ketidakakuratan sensor. Ketidakakuratannya dapat diukur dari deviasi terbesar
yang dihasilkan sensor dalam pengukuran. Deviasi dapat diartikan sebagai
perbedaan antara nilai perhitungan dengan nilai eksperimen.
Nonlinearitas
Nonlinearity error
dikhususkan untuk sensor yang memilki fungsi transfer dengan pendekatan linier.
Nonlinearitas merupakan deviasi maksimum fungsi transfer dari pendekatan garis
linier. Dapat dilakukan pendekatan linier untuk sensor dengan fungsi transfer
nonlinier. Diantaranya dengan menggunakan metode terminal point dan metode least
square. Metode terminal point dilakukan dengan cara menarik garis lurus dua
titik output, yaitu output dengan input terkecil dan terbesar.
Saturasi
Setiap sensor memiliki batasan operasi. Peningkatan nilai
input tidak selalu menghasilkan output yang diinginkan. Dengan kata lain setiap
sensor meskipun memiliki fungsi transfer linier, tetapi pada input tertentu
memiliki kondisi nonlinear atau saturasi. (Jacob Fraden, 2004).
Resolusi
Resolusi didefinisikan sebagai kemampuan sensor untuk
mendeteksi sinyal input minimum (John Wilson, 2005). Ketika sensor diberikan
input secara kontinyu, sinyal output pada beberapa jenis sensor tidak akan
memberikan output yang sempurna bahkan dalam kondisi tidak ada gangguan sama
sekali. Pada kondisi demikian, biasanya terjadi sedikit perubahan output. Jika
pada asebuah sensor tidak terjadi demikian, maka sensor tersebut dapat
dikatakan bersifat kontinyu atau memiliki resolusi yang sangat kecil (Jacob Fraden,
2004).
Repeatabilitas
Repeatability atau reproducibility
error disebabkan karena ketidakmampuan sensor untuk menghasilkan nilai yang
sama pada kondisi yang sama. Kesalahan ini dapat disebabkan karena sifat material, gangguan temperatur, dan kondisi
lingkungan lainnya. (Jacob Fraden, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar